Selamat pagi, saudara-saudari yang dikasihi dalam Kristus. Di hari ketiga belas ini, kita diajak untuk merenungkan komitmen kita terhadap Tuhan dengan tema: Tuhan menginginkan saya sepenuhnya.
Ayat Renungan: Markus 12:30 (TB) - "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu."
Ayat ini memanggil kita untuk mengasihi Tuhan tidak hanya dengan bagian dari diri kita tetapi dengan seluruh eksistensi kita—hati, jiwa, pikiran, dan kekuatan. Ini adalah panggilan untuk penyembahan yang total dan tak terbagi, yang menembus setiap aspek kehidupan kita.
Pertanyaan Renungan: Mana yang lebih menyenangkan Tuhan sekarang – penyembahan saya di depan umum atau penyembahan pribadi saya? Apa yang harus saya lakukan tentang ini?
Penyembahan, baik di depan umum maupun secara pribadi, harus mencerminkan pengabdian kita yang sepenuhnya kepada Tuhan. Untuk memastikan bahwa penyembahan kita benar-benar menyenangkan Tuhan, pertimbangkan aspek-aspek berikut:
Orisinalitas dan Keaslian: Penyembahan harus datang dari hati yang tulus dan penuh dengan emosi yang dalam, memuji Tuhan baik dengan hati maupun pikiran. Ini berarti ekspresi penyembahan kita harus mencerminkan hubungan pribadi dan autentik kita dengan Tuhan, bukan hanya ritual atau formalitas.
Kebijaksanaan: Menggunakan seluruh pikiran kita untuk fokus hanya pada Tuhan selama kita menyembah, namun tetap peka terhadap kebutuhan rohani orang lain di sekitar kita, terutama dalam konteks penyembahan komunal. Ini berarti menyadari bahwa penyembahan kita bisa memberi dampak dan menginspirasi iman orang lain.
Praktikalitas: Kita harus hadir dan menawarkan diri kita sepenuhnya dalam penyembahan, terlepas dari perasaan ingin atau tidak ingin, mampu atau tidak mampu. Penyembahan tidak selalu tentang perasaan nyaman atau mudah; kadang-kadang itu adalah latihan disiplin rohani yang menuntut kita untuk tetap setia meski dalam kesulitan.
Saudara-saudari yang terkasih, penyembahan yang menyenangkan Tuhan adalah penyembahan yang bersifat total dan melibatkan seluruh aspek keberadaan kita. Mari kita memperdalam pemahaman dan praktik penyembahan kita, baik secara pribadi maupun publik, dengan selalu ingat bahwa Tuhan menginginkan kita sepenuhnya—tidak hanya sebagian.
Semoga renungan ini membawa kita lebih dekat kepada Tuhan dan mendorong kita untuk menyelami kedalaman penyembahan yang sejati dan menyeluruh. Tuhan memberkati dan memperkuat kita dalam perjalanan iman ini.
© Nely Hergendi, diinspirasi dari buku The Purpose of Driven Life